Ahad, 11 November 2012

Mendidik Diri...Menggapai Cinta Ilahi

Bukan, dia bukan seorang wanita
melainkan lebih dari 100 orang lelaki
berjubahkan inti penderitaan
dari kaki hingga wajah
tenggelam dalam kebenaran
lenyap dalam pancaran Tuhan
dan terbebas dari segenap kelimpahan

Dialah
zahid yang mulia
tinggal dibalik biara
orang pilihan Tuhan
seorang wanita suci
di bawah hijab ketelusan
terbakar api cinta
tenggelam dalam kerinduan
terangsang oleh ghairah
berdekatan kepada Allah
utusan kesucian Maryam
diakui semua orang

Wahai Rabia'ah
sudah kering air mataku
menghayati kisahmu
untuk jadi suri teladanku

Termampukah aku...
beribadah sepanjang usiaku
dengan penuh kusyuk
sehingga jerami menusuk
tiada terasa

Termampukan aku
tidak meminta-minta
kepada makhluk di dunia
sebagaimana engkau
yang bergantung kuat padaNya

Termampukan aku
tawadhuk sepertimu
saat berhadapan dengan yang dipanggil guru

Termampukan aku
mengambil iktibar dari hadiahmu
kepada Hassan Al Basri teman bicaramu
sepotong lilin untuk terangi dunia
meski terbakar cair semuanya
Seperti jarum
dalam mengerjakan amalan kerohanian
walau lahiriah kering dan tandus
Menjadi sehelai rambut
dengan tidak melihat pada diri
supaya amalan menjadi
tidak sia-sia di sisi Ilahi

Termampukah aku
untuk melenyapkan segenap pencarianku
dalam diriNya

Termampukah aku
Termampukan aku
Termampukah aku???????

Wahai diri yang sering teruji
wahai diri yang sering merintih
tidak terlihatkah olehmu
akan diri Rabi'ah
kekasihnya Allah
makanannya direbut kucing saat berbuka
lilinnya padam dia kegelapan
minumannya tumpah
lantaran tangkai bekas air pecah
sehingga dia hampir rebah
rasa tidak terdaya sehingga lelah

Sedang jawapan Tuhannya
Tuhannya aku
Tuhannya kamu
Tuhannya dia
mengembalikan kekuatan jiwa
Jika engkau menginginkannya
keseluruhan duniawi milikmu
namun
akibat dari kepedihan cintaKu
Aku pun menyingkirkan dari kalbumu
Kepedihan cinta
dan kesenangan duniawi
Tidak boleh berkumpul
sekaligus dalam satu kalbumu
engkau punya keinginan
Aku juga punya keinginan
keinginanKu dan keinginanmu
tidak boleh dikumpulkan
dalam satu kalbu....

JUSTERU
WAHAI SAHABATKU
WAHAI GURUKU
WAHAI MURSYIDKU

AKU KINI FAHAM
KENAPA AKU
DIENJUT TUHAN TAK KIRA WAKTU

SAAT NAFAS KELEGAAN  KULEPASKAN
BELUM SEMPAT DIRI KUTENANGKAN
AKU KEMBALI DALAM KELELAHAN
DIHIMPIT PENDERITAAN

DAN AKU
TAK AKAN LAGI MERINTIH
MELAINKAN AKU
AKAN TERUS BERLARI
TANPA SEMPAT AKU BERPALING
DALAM MENCARI MAHABBAH ILAHI






3 ulasan:

  1. tidak akan bersatu
    2 perkara bertentangan
    dalam satu kalbu
    dan aku
    akan singkirkan semuanya
    yang menjadikan aku jauh
    dari penciptanya aku
    kamu dan dia.....

    BalasPadam
  2. Aku bersyukur kepada Illahi,
    Sayugianya dikau kian mengerti,
    Tidak diduga, tidak diuji,
    Cuma mencuit menghilangkan diri.

    Dikala mendung menyelubungi diri,
    Itulah bukti, itulah erti,
    Untuk dirimu adab pekerti,
    Menghadap Dia kekasih hati.

    Jangan kau pandang itu dan ini,
    Cerita wali mahupun kuali,
    Serahkan diri, serahkan hati.
    Perbuat apapun tetap tak peduli.
    Itulah adab petanda mengerti,
    Dirimu hamba bukannya dewi.

    Senyum lah sahabat
    Senyum lah kerabat
    Di akhirat nanti pasti dinanti
    Berbuka lah diri puasa mu akhiri,
    Memandang Dia sepuas hati.

    BalasPadam
  3. Terima kasih sahabatku
    terima kasih guruku
    terima kasih mursyidku

    Hadirmu bukan saja mengetuk rasa
    hadirmu menjadi asbab pembuka
    Allah itu sangatlah pengasih ianya
    pada hamba yang tak pernah terdaya

    Aku sering membaca kisahnya dia
    menyelami penderitaannya dia
    menyulami mahabbahnya dia
    Rabiatul Adawiyah
    sehingga aku berenang dalam air mata
    Aku ingin jadi kuat seperti dia
    aku ingin larut dalam cinta seperti dia
    aku ingin tenggelam dalam hadrat seperti dia
    Tapi
    tatkala aku dihimpit duka
    aku sering terlupa
    pada apa yang kusebut idola

    Dan kini wahai teman
    aku bangkit semula
    berdiri tegak
    menghadapap Dia
    dengan menundukkan wajahku ke bumi
    dengan perasaan malu menguasai diri
    betapa aku egois selama ini....
    dicuit sedikit melatah bertahun
    dicubit sedikit marahnya berkarung
    disergah sedikit menjerit melaung!

    Tiada lagi aku memandang ke belakang
    tujuan aku ada di hadapan
    Tinggallah semua yang membebankan
    duka suka
    derita bahagia
    jerih payah kesenangan
    tidak lagi menjadi perbezaan
    Akan kulihat semuanya sama
    supaya aku tidak hancur diulit perasaan

    terima kasih ............
    bertamu saat aku sangat perlu
    asbab pada berubahnya perhatianku
    dari makhluk pada yang SATU

    Senyumanku tak lagi dibuat-buat
    tawaku tak lagi tersekat-sekat
    dan kini
    aku ingin berlari
    justeru tersungkur dihadratNya
    menghambakan diri...

    ******
    Engkau utusan dia
    saat aku berduka
    bagi membasuh segala noda
    yang bersarang dalam jiwa
    Jiwa yang sarat dengan derita
    bercampur sedikit suka bahagia
    tiada terkosong untuk diisi Dia
    Dan kini
    semua sirna
    Hanya aku masukkan Dia
    bertakhta di dalamnya...

    terima kasih, awak...
    sampai mati, awak akan saya rindui

    uhibbuka fillah
    sungguh benar..aku sayang kamu kerana Allah



    BalasPadam